Postingan

Isbath

Kau dinantikan Kau dicari  Kau adalah keputusan Isbath..... Namamu selalu disandingkan Diantara bulan-bulan berkah Ramadhan dan Syawal Dzulhijjah pun tak dilupa Suaramu menentukan langkah-langkah Setiap kebaikan yang direncana Keputusanmu menjadi tolak ukur Setiap jalan yang kami tempuh Denganmu kami tenang Menjalankan rangkaian ibadah  Tanpa keraguan Isbath..... tak sembarang orang penentumu Tuhan berfirman sebagai jaminan Asal mereka menjalankan kewajiban Maka kita deklarasikan

Belum Tiba

Belum tiba saatnya Aku sudah berakhir Belum tiba saatnya Aku sudah kalah Padahal garis finish sudah terlihat Aku sudah kalah Padahal aku mencoba berlari Di saat yang lain sudah melewati garis start Aku tetap kalah Tanda merĂ h itu Mengalahkan harapku Tanda merah itu Mengalahkan tujuanku Sayang.... Belum saatnya tiba Aku sudah kalah

Yuk sayangi mereka

Gambar
  Mereka titipan tuhan Untuk kita menebar kebaikan Mereka kesayangan tuhan Maka kita pun harus menjadi penyayang Bisa celaka Bagi orang yang menyia Padahal ladang amal di depan mata Mereka ada sebagai wujud bantuan tuhan Agar kita mudah mengaplikasikan keimanan Mengimplementasikan ketakwaan Menjadi penyayang dan pengasih bagi mereka Memang berat Lantaran bukan terlahir dari darah yang sama Memang berat Lantaran tiada ikatan saudara Namun.... Janji tuhan pasti Siapa yang menyayang Dialah yang disayang Namun.... Tuhan pemegang bukti Siapa yang mengasih  Dialag yang dikasih Sayangi mereka tanda cinta terhadap tuhan Sayangi mereka tanda cinta pada diri sendiri Ini bulan berkah Bulan berkasih sayang Ini bulan maghfiroh Bulan menebus segala dosa Mari kita menjadi bagian Menjadi orang-orang penyayang

Kue Kacang Khas Lebaran

Gambar
Hari raya akan tiba Beramai-ramai orang membuat kue di rumah Sayang Masjid-masjid terasa menjadi lebih luas  Dan rumah serasa sempit Kegembiraan menyambut raya mulai terasa Banyak yang bertebaran di pasar raya Tidak sedikit juga yang menghabiskan waktu  Untuk mengolah berbagai macam kue Ada satu kue yang aku suka Padahal cara buatnya sungguh sederhana Cukup tumbuh si kacang tanah Tambahkan gula dan telur secukupnya Akan kucetak sesuka hati Dengan bentuk yang beragam Kusangat suka kue ini Kadang tanpa makan nasi, Kujadikan ini makanan utama Kue kacang khas lebaran Bertebaran di setiap rumah Harganya yang cukup terjangkau Membuat para penikmat mencoba dan mencoba lagi Tapi..ingatlah kawan Ramadhan belumlah pulang Tetap suguhkan segala hidangan Dzikir, tadarrus, tawasul janganlah lengah Setelab i'tikaf bisalah kita menikmati kue kacang Asal jangan berlebihan

Malam Ganjil

Rembulan menampakkan sinar Di malam-malam ganjil di akhir Ramadhan Seperti dibangunkan oleh al-amin Agar mendekap menyambut rindu yang menggebu Menggigil Tubuh diterba ribuan angin Niat tak kan luntur tersibak Mengejar malam ganjil Mata bersinar di terang cahaya lampu surau Menjaga khusu agar dapat menggapai malam ini Meraba  biji keimanan yang naik turun Mencoba menjadi manusia pilihan tuhan Rindu dalam nestapa Melangkahkan kaki di atas roda-roda Merajut carut marut kehidupan jiwa Mengurai kealfaan dalam lautan dosa

THR

 THR oh THR Kau datang membuat hati senang Kabar baik saja sudah membuat gembira Apalagi tiba pencairannya THR oh THR Kau datang dan pergi begitu cepat Bukan hitungan hari apalagi bulan Baru saja kau datang Beberapa menit kemudian Kau pamit pulang THR oh THR Bentukmu membuat semua manusia terpukau Tak ada orang yang tak mengharapkan kehadiranmu Dirimu banyak yang menantikan THR oh THR Hebatnya kau bisa membuat keluargaku makin bahagia Kau bisa berubah wujud menjadi kue lebaran Yang dipandang tanpa disentuh Kau bisa berubah menjadi baju baru Yang hanya dipakai sekali dalam sehari Kau bisa menjadi tiket pulang kampung  Sehingga aku bisa bersua sanak saudara THR oh THR Aku padamu

Qiyamul Lail

Gambar
  Malam semakin larut Manusia mulai lelap di peraduannya Aku datang kepadaMu Meninggalkan tempat peristirahatan Angin menyapa tubuh dengan lembut Malaikat menyaksi dari depan ain Membangunkan jiwa raga Bersandar menyebut asmaMu Kugelar sejadah coklatku di atas karpet merah itu Takbir kukumandangkan dengan khusu Berharap ampunanMu Atas dosa-dosaku yang menggunung Air mata mengalir Menangisi lautan dosa Menangisi ketakutan masuk neraka Menangisi harapan masuk surga Lisan ini berzikir memanggil asmaMu Memohon ampunanMu Tuhan Jangan palingkan wajahMu dariku karena dosaku Karena Kau Maha Pengampun Tanamkan rindu ini selalu ingin bersamaMu Di pelukanMu Arahkan wajah ini menengadah membayangkan senyum manisMu Tuhan Jangan tinggalkan aku dalam dosa Ampuni aku yang sombong akan diri Padahal hanya Engkau Yang Maha Sombong Ampuni aku yang pernah berpaling akan mauidhoh Ampuni aku yang pernah merendahkan Padahal Engkau yang berhak merendahkan Tuhan Dekap aku dalam pelukMu Jangan pernah Kau lepas W