Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2023

Isbath

Kau dinantikan Kau dicari  Kau adalah keputusan Isbath..... Namamu selalu disandingkan Diantara bulan-bulan berkah Ramadhan dan Syawal Dzulhijjah pun tak dilupa Suaramu menentukan langkah-langkah Setiap kebaikan yang direncana Keputusanmu menjadi tolak ukur Setiap jalan yang kami tempuh Denganmu kami tenang Menjalankan rangkaian ibadah  Tanpa keraguan Isbath..... tak sembarang orang penentumu Tuhan berfirman sebagai jaminan Asal mereka menjalankan kewajiban Maka kita deklarasikan

Belum Tiba

Belum tiba saatnya Aku sudah berakhir Belum tiba saatnya Aku sudah kalah Padahal garis finish sudah terlihat Aku sudah kalah Padahal aku mencoba berlari Di saat yang lain sudah melewati garis start Aku tetap kalah Tanda meràh itu Mengalahkan harapku Tanda merah itu Mengalahkan tujuanku Sayang.... Belum saatnya tiba Aku sudah kalah

Yuk sayangi mereka

Gambar
  Mereka titipan tuhan Untuk kita menebar kebaikan Mereka kesayangan tuhan Maka kita pun harus menjadi penyayang Bisa celaka Bagi orang yang menyia Padahal ladang amal di depan mata Mereka ada sebagai wujud bantuan tuhan Agar kita mudah mengaplikasikan keimanan Mengimplementasikan ketakwaan Menjadi penyayang dan pengasih bagi mereka Memang berat Lantaran bukan terlahir dari darah yang sama Memang berat Lantaran tiada ikatan saudara Namun.... Janji tuhan pasti Siapa yang menyayang Dialah yang disayang Namun.... Tuhan pemegang bukti Siapa yang mengasih  Dialag yang dikasih Sayangi mereka tanda cinta terhadap tuhan Sayangi mereka tanda cinta pada diri sendiri Ini bulan berkah Bulan berkasih sayang Ini bulan maghfiroh Bulan menebus segala dosa Mari kita menjadi bagian Menjadi orang-orang penyayang

Kue Kacang Khas Lebaran

Gambar
Hari raya akan tiba Beramai-ramai orang membuat kue di rumah Sayang Masjid-masjid terasa menjadi lebih luas  Dan rumah serasa sempit Kegembiraan menyambut raya mulai terasa Banyak yang bertebaran di pasar raya Tidak sedikit juga yang menghabiskan waktu  Untuk mengolah berbagai macam kue Ada satu kue yang aku suka Padahal cara buatnya sungguh sederhana Cukup tumbuh si kacang tanah Tambahkan gula dan telur secukupnya Akan kucetak sesuka hati Dengan bentuk yang beragam Kusangat suka kue ini Kadang tanpa makan nasi, Kujadikan ini makanan utama Kue kacang khas lebaran Bertebaran di setiap rumah Harganya yang cukup terjangkau Membuat para penikmat mencoba dan mencoba lagi Tapi..ingatlah kawan Ramadhan belumlah pulang Tetap suguhkan segala hidangan Dzikir, tadarrus, tawasul janganlah lengah Setelab i'tikaf bisalah kita menikmati kue kacang Asal jangan berlebihan

Malam Ganjil

Rembulan menampakkan sinar Di malam-malam ganjil di akhir Ramadhan Seperti dibangunkan oleh al-amin Agar mendekap menyambut rindu yang menggebu Menggigil Tubuh diterba ribuan angin Niat tak kan luntur tersibak Mengejar malam ganjil Mata bersinar di terang cahaya lampu surau Menjaga khusu agar dapat menggapai malam ini Meraba  biji keimanan yang naik turun Mencoba menjadi manusia pilihan tuhan Rindu dalam nestapa Melangkahkan kaki di atas roda-roda Merajut carut marut kehidupan jiwa Mengurai kealfaan dalam lautan dosa

THR

 THR oh THR Kau datang membuat hati senang Kabar baik saja sudah membuat gembira Apalagi tiba pencairannya THR oh THR Kau datang dan pergi begitu cepat Bukan hitungan hari apalagi bulan Baru saja kau datang Beberapa menit kemudian Kau pamit pulang THR oh THR Bentukmu membuat semua manusia terpukau Tak ada orang yang tak mengharapkan kehadiranmu Dirimu banyak yang menantikan THR oh THR Hebatnya kau bisa membuat keluargaku makin bahagia Kau bisa berubah wujud menjadi kue lebaran Yang dipandang tanpa disentuh Kau bisa berubah menjadi baju baru Yang hanya dipakai sekali dalam sehari Kau bisa menjadi tiket pulang kampung  Sehingga aku bisa bersua sanak saudara THR oh THR Aku padamu

Qiyamul Lail

Gambar
  Malam semakin larut Manusia mulai lelap di peraduannya Aku datang kepadaMu Meninggalkan tempat peristirahatan Angin menyapa tubuh dengan lembut Malaikat menyaksi dari depan ain Membangunkan jiwa raga Bersandar menyebut asmaMu Kugelar sejadah coklatku di atas karpet merah itu Takbir kukumandangkan dengan khusu Berharap ampunanMu Atas dosa-dosaku yang menggunung Air mata mengalir Menangisi lautan dosa Menangisi ketakutan masuk neraka Menangisi harapan masuk surga Lisan ini berzikir memanggil asmaMu Memohon ampunanMu Tuhan Jangan palingkan wajahMu dariku karena dosaku Karena Kau Maha Pengampun Tanamkan rindu ini selalu ingin bersamaMu Di pelukanMu Arahkan wajah ini menengadah membayangkan senyum manisMu Tuhan Jangan tinggalkan aku dalam dosa Ampuni aku yang sombong akan diri Padahal hanya Engkau Yang Maha Sombong Ampuni aku yang pernah berpaling akan mauidhoh Ampuni aku yang pernah merendahkan Padahal Engkau yang berhak merendahkan Tuhan Dekap aku dalam pelukMu Jangan pernah Kau lepas W

Khatam Quran

I'tikaf

Duhai Allah KumerinduMu dalam diam Isilah hatiku dengan lautan cintaMu Duhai Allah Bersihkan aku dari kehinaan diri Hapus segala dosa yang mengelilingi Isi hatiku dengan lautan cinta Rabbi Duhai Allah Larutkan malamku hanya bersamaMu Basahi lidahku dengan bertasbih untukMu Basahi wajahku dan sentuhlah aku Duhai Allah Tutuplah mataku demi melihatMu Bimbing aku merasakan cinta kasihMu Biarkan aku berdesah setiap malam Memanggil asmaMu dalam butiran tasbih

Menjelang

Matahari pergi tanpa pamit Rembulan datang dengan aba-aba Di ufuk barat mulai terlihat Pergantian warna alam Orang lalu lalang di jalan itu Sibuk menyiapkan futhur untuk keluarga Tersirat kebahagiaan di wajah-wajah lelah Setelah seharian menahan haus  dahaga Tak ingin mengeluh apalagi mengadu Ini adalah kebahagiaan Yang dirindukan semua orang Yang telah tiada nyawa di dalamnya Walau resah dan gelisah Tetap senyum menyerba merekah Karena bahagia ini dirindukan Oleh semua orang Menantimu Ingin segera bersenggama Bercengkrama tanpa batas Menjelang malam

Yatim

Betapa malam nasibmu Ditinggal ayah..... Betapa sedih ku jadi kamu Tapi kamu tetap sabar Kau mampu menebar senyuman Dibalik segala kepahitan Kau tetap terlihat baik-baik saja Di tengah kalut masalah yang kau punya Tetaplah tegar  Seperti batu karang di lautan Nabi bersamamu apalagi Tuhan Raihlah segala asa Gapai semua cita Tuhan pasti mendengarkan Segala yang kau impikan Yatim.... Kau adalah anak pilihan Rasul menjadi jaminan Tuhan menjadi pegangan Sehingga mampu tegak berdiri Menjadi pribadi mandiri Dengan segala perih Tetaplah kau syukuri Segala takdir ilahi

Fase Maghfiroh

Lumuran dosa kulakukan Gunungan salah kuperbuat Tumpukan masalah kuadakan Gersang hatiku Sesaat tersadar akan kesalahan Betapa besar dosa dan salah Hingga panas...gersang hatiku Hitam..... Hanya satu kuharapkan Ampunan dari tuhan Hari ini kuberanikan diri Walau dosa menggeluti Walau salah menjadi sarapan pagi Tapi.... Aku yakin Maghfiroh tuhan selalu ada Aku tahu aku hina Tak pantas aku mendapat surga Tapi aku tak akan bisa Menahan panasnya api neraka Tuhan.... Perpanjang fase ampunan Untukku si pemangku dosa Tuhan Aku tak pantas mendapat surga Tapi aku tak akan bisa Menahan pedihnya siksa neraka Aku hanya bisa menadahkan diri Mengangkat sepuluh jari Memohon ampunan ilahi Duhai Rabbi Banyak dosa yang tak pantas diampuni Tapi kasihMu Maha Luas Ampuni diri ini Duhai Rabbi Dosaku menggunung Salahku melaut Tapi sayangMu melebihi dunia dan seisinya Ampunilah hambaMu ini

Nuzulul Quran

Gambar
Malam ini..... Malam ketujuh belas Malam peringatan diturunkannya Al-Quran Dengan sempurna Tiga puluh Juz Seratus empat belas surat Enam ribu enam ratus enam puluh enam ayat Malam ini Tuhan turunkan al-Quran Melalui malaikat pilihan Kepada Nabi idaman Untuk kami, umat kesayangan Malam ini Kami lepas semua malas Demi menggapai cintaMu Kami habiskan semua waktu Bercengkrama dengan rangkaian firmanMu Malam ini Ku berjalan seperti satpam Berpatroli melihat alam MasyaAllah Dentuman demi dentuman ayat terlantun Di surau-surau Tuhan Kubermujanah Bersujud dan meminta Segala asa dan cita tercipta Mengalap segala barokah Di malam ini Malam ini Kau getarkan alam Menuju kebahagiaan SurgaMu tlah Kau persiapkan Menjadi tempat penantian  Malam ini Jiwa-jiwa lelah dibangkitkan Demi menggapai yang Kaujanjikan Demi mendapat kebaikan yang kan Kau limpahkan Demi mendapat ampunan dan rahmat kasih sayang Demi keluar dari kegelapan menuju cahaya benderang Malam ini Malam nuzulul Quran Malam penantian seluruh

Lailatul Qodar

Gambar
Malam yang penuh berkah Malam dengan sejuta sejarah Malam yang lebih baik Dari 1000 bulan Diturunkan di malam itu Al-Quran Karim Pedoman umat muslim Umat yang naim Taukah engkau Wahai manusia Mengapa Allah turunkan Di malam ini? Benar.... Malam ini adalah malam suci Dipilih untuk sejarah ukhrawi Dihayati oleh manusia duniawi Tiadalah amal sebaik malam ini Tiadalah waktu semahal malam ini Ribuan malaikat turun ke bumi Sibuk....mengatur amalan insani Malam itu..... Begitu indah, mata kan terpaku Terang....dengan cahaya rembulan Tiada panas tiada hujan Tiada angin apalagi dingin Malam itu.... Tiada penghias bintang bertebar Di langit Tuhan nan luas Terang benderang Malam itu...... Pahala kan menggunung Asa kan maqbul Doa bertebaran indah Di bumi persada dunia Malam itu..... amalan diganda Ibadah dironda Sehingga pantaslah manusia Menjadi pemburu Di malam itu Dzikir, sujud, tilawah Menghiasi surau-surau Ilahi tiada manusia  kan melewati Malam seindah bidadari Lapangkanlah masa Tuk sekuat-k

Berbagi

TUMBANG

hitam..... hanya warna itu aku tak bisa melihat warna lain hanya mendengar suara komputer... tapi... bukan suara komputer di sebuah ruangan kerja kurasa hanya sepi dalam ruangan ku sendiri tak bisa ku melirik mataku berat terbuka berat seperti batu menindihi apakah ini suatu masa... manusia tak harus bekerja sedikit cahaya kulihat saat mata mulai terbuka aku ada di ruangan itu didampingi perempuan  berseragam merah muda

Es Buah Buatan Mamah

Gambar
Mamah...... Ini ada Ramadhan keduaku tanpamu Tak terasa sudah dua kali Ramadhan aku sendiri Mamah... Kau selalu menantiku sepulang sekolah Di pintu cat coklat dengan tembok full hijau Warna kesukaanmu Kali ini kami mengadakan buka bersama Di rumahku Ya rumahku,  Yang dulu yang berharap rumah ini menjadi berkah Untuk semua Mamah... Masih ingatkah resep es buah yang kita lihat di TV? Kau memusingkan apa yang kau tonton Aku datang dan mengganti channel persiapan takjil Kita berdiskusi How to make it Tapi belum sempat aku buat Tapi belum sempat aku menghidangkan Tapi belum sempat aku membagimu Kau telah pergi dengan tenang Kini aku mencoba resep itu Aku buat dengan sepenuh hati Agar rasanya menggugah selera Tanpa pewarna Full buah Itu yang kau inginkan Kubuat dengan senang hati Itulah resep es buah hasil diskusi

IBADAH LANGKA

Gambar
Ini adalah bulan suci Bulan yang hanya datang setahun sekali Hadirmu selalu dinanti Oleh setiap insan yang suci Ini adalah bulan suci Ada ibadah yang tak unik dan menarik hati Ibadah spesial di bulan ini Tarawih  Sholat khusus di bulan makhsus Hanya ada di umat Nabi Muhammad SAW Boleh 8, boleh 20, boleh juga lebih Yang penting kita laksanakan Tarawih...  Ibadah khusus di bulan Ramadhan Tiada ibadah sebanyak ini  Dalam satu malam Tarawih...... Ibadah yang tak bisa diganti di bulan lain Ibadah yang hanya ada setelah isya Ibadah yang tak sembarang bisa tunai Tarawih..... Kemana lagi akan dicari Hanya ada di bulan suci Tarawih..... Menguatkan badan dan hafalan Mengajak kita berjalan beriringan Hanya dengan satu imam    

BUKA BERSAMA

Gambar
  Satu demi satu hidangan disiapkan Segala macam takjil dibuat dengan hati untuk dicicipi saat tiba di ujung senja Segala wirid terucap menjelang matahari terbenam Tak perlu formasi lengkap untuk berdoa Tasbih, tahlil, dan surat yasin dilantunkan  Menyambut datangnya paripurna puasa hari ini Kami duduk bersama di gubuk terlama Diawali dengan tawasul kepada para sesepuh Sesepuh yang dicinta Dari Nabi hingga para kekasih hati Yang diakhiri dengan ummul kitab Betapa riang saat azan didendang Segelas es buah penyegar dahaga Secubit bakwan dan lontong tak dilupa Pengganjal sebelum makan berat bersama Sholat maghrib dilaksanakan secara kompak Berbondong-bondong menuju surau Tuhan Ngalap pahala dua puluh tujuh derajat Berlomba-lomba ada di posisi terdepan Makan berat mulai dibuka Bersama mengantri laksana santri Saling mencicip rasa yang dinanti Sejak terpampang di hadapan diri Senda gurau canda dan tawa Menghiasi makan bersama Segala cerita terdengar renyah di rasa Sambil icip sini icip sana