GHODIN
Tak terasa Bulan Ramadhan telah tiba. Ali dan Udin pasti melaksanakan puasa di pesantren tahun ini. Bulan Juli tahun ini, mereka menginjak tingkat menengah pertama. Ali dan Udin berasal dari kota Tasikmalaya, Udin anak slengean mau nyantri karena Ali. Mereka sahabat karib Sejak di tingkat kanak-kanak. Banyak yang mirip dengan mereka. Perbedaannya hanya satu, Ali anak yang selalu taat menjalankan agamanya sejak menginjak kelas 3 SD. Bahkan menyantri itu adalah keinginannya setelah lulus SD.
"Din, besok sudah mulai berpuasa. Kamu harus kuat ya?" Ali berpesan kepada Udin.
"Siap Al, abi mah ngilu we kang ali, da aku mah tau kang ali teh alim." Kata Udin meyakinkan Sahabatnya.
"Wuzzt, jangan ngomong sunda nanti ada mudabbir bagian bahasa atau jasus liat," Ali mengingatkan Udin karena belum lama mereka diminta berbahasa Arab atau Inggris sebisa mereka.
"Oia, ana ansa hehe....", jawab Udin.
Malam tiba...
Malam pertama sholat tarawih berlangsung dengan sangat khidmat. Para santri bersholawat silih berganti. Ada pembelajaran khutbah setelah sholat tarawih menjelang sholat witir. Biasa disebut dengan kultum. Santri yang mengisi kultum adalah santri kelas 8 sampai kelas 12.
Setelah sholat, tiba-tiba Udin menangis. Ali terkejut, sejak bersama Udin, dia g pernah liat Udin nangis.
"Din, kunaon?", tanya Ali berbisik.
"Abi teu tiasa puasa," jawab Udin sambil menangis.
"Ya Allah, kasihan . Untung kamu mau nyantri sama Ali, besok puasa aj. Kalo mau buka bilang ali ya." Ali berusaha menyemangatinya.
"Tapi ali...." Udin menghentikan pembicaraannya karena mudabbir bagian bahasa melewati mereka.
Udin, si jagoan kampung itu takut melihat mudabbir tersebut...
"Ali...ana ghodan ghodin yes....", Sebisa-bisa Udin berkata dengan menggunakan bahasa arab dan Inggris.
Sepertinya tidak ada kecurigaan dari mudabbir bagian bahasa. Mereka berlalu dari Udin.
Ali bertanya, "apa artinya Din, kamu hebat sudah lengkap berbahasa? "
Arsa yang lebih lama tinggal di pondok daripada mereka, tertawa geli mendengar pujian Ali kepada Udin.
Komentar
Posting Komentar