Writer's block...apa sih? kepoin yuk!

 


Kelas Belajar Menulis Nasional PGRI Gelombang     : ke-28
Pertemuan                                                                     : ke-7            
Tema                                                                             : Mengatasi Writer's Blok
Narasumber                                                                  : Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.
Moderator                                                                     : Rallyanti, S.Sos., M.Pd.
Hari/Tanggal                                                                : Senin, 23 Januari 2023    

Asssalamualaikum Wr.Wb.
Om Santi Santi Om
Namo Budaya
Salam Sejahtera dan salam kebajikan untuk kita semua

Jambu biji enak rasanya
Tapi kristal yang lagi viral
Malam ini waktunya tatap maya
di Kelas Belajar Menulis Nasional 

Pernah ga sih kalian kehilangan mood untuk menulis? padahal udah cita-cita pengen terbitkan satu buku pertiga bulan atau satu bulan, atau bahkan dua minggu? aku mah sering hehehe, makanya kepengen jadi penulis dari kecil tuh ya kepengen aja. banyak draft yang belum dijadikan buku dengan 1001 alasan klasik, males nulis, mager, g mood, belum nemu ide, ini, itu, dan lain alasan yang membuat kita jadi some one who lost  the spirit for writting

Kali ini saya akan meresume pertemuan ketujuh dari KBMN PGRI Gelombang ke-28 ini yaitu tentang Cara mengatasi Writer's Block. What is that? Kepoin aja ya teman-teman....

Narasumber KBMN PGRI Gelombang ke-28 ini adalah ibu guru muda, cantik, energik, inspiratif, tapi tidak reaktif apalagi sensitif, eh baru mau mnegenalkan sang narasumber, laptop saya ngehang, may be he is tried, gmna engga lelah, setiap hari diporsir terus untuk melayani semangat si empunya yang sedang membara. tepat pukul 19.34 WIB, si toshi masih ngambek aja, ruang wa yang masih muter-muter kayak komedi puter masih  terlihat di layar kacanya, sabar ya teman-teman....saya agak sedikit ngehang juga nih efek terkontaminasi si toshi...maklum usia toshi cukup uzur, saya membelinya dari hasil endapin uang tunjangan fungsional saat itu di tahun 2014 dan sekarang sudah memasuki 2023, ya 9 tahun lalu usia yang cukup tua untuk ukuran elektronik yang hampir setiap hari menemani kegemaranku dalam eksplorasi menulis. 

Lanjut ya, layar WA terbuka dengan normal lagi dan saya langsung memasang keempat mata di WAG KBMN PGRI Gelombang 28, saat terbuka kubaca tentang passion sang narasumber yaitu senang membaca buku-buku cerita sejak kecil (sebelum SD). Beliau senang menulis sejak di sekolah dasar (dalam buku diary). Lalu ... saat SMP, sering mengirim tulisan ke mading sekolah dan pernah menulis cerita di buku tulis yang dibaca bergiliran oleh teman-teman.  Atas arahan guru Bahasa Inggrisnya saat itu, beliau juga menulis diary dalam bahasa Inggris. Kerenlah Ibu Narsum kita ini, Bahasa Indonesia aja kadang belepotan, ini diary by English, sungguh luar biasa....

Eh ternyata kalimat ini adalah kalimat pembukaan materi dari sang narsum, maklum saya tadi belum bisa manjat karena belum makan malam hehe.

Sang Moderator, Ibu Raliyanti, mengawali pertemuan ini dengan membacakan pantun

Masih terasa euforia pertemuan sebelumnya
Tantangan menulis dr prof Eko yang menggoda
Semoga buku bisa terwujud nyata
Tanpa ada Writer's Block yang melanda

Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat wal'afiat, diberikan kemudahan dan dilancarkan urusan kita agar bisa menginspirasi dengan berbagi ilmu yang bermanfaat.. Aamiin. Beliau membuka kegiatan malam ini dengan mengajak kami sejenak menundukkan kepala, bermunajat... agar ilmu yang didapat malam hari ini bermanfaat dan berkah utk kita semua.

Sang moderator adalah  salah satu dari Tim Solid Omjay yg biasa disapa Ibu Rali. Beliau  adalah  peserta Kelas Menulis di gelombang 20 bersama Pak Dail dan bu Helwiyah. Setelah berdoa dan memperkenalkan diri, beliau menyampaikan susunan kegiatan pada malam ini yaitu:
1. Pembukaan
2. Paparan Materi
3. Tanya Jawab
4. Penutup

Untuk tanya jawab nanti bisa langsung japri  di nomor: 081586462152 (wa Bu Rali)

"Alhamdulillah... dengan rutin mengikuti kegiatan, mensupport diri untuk terus menyelesaikan resume on time, saling blog walking memberi semangat kemudian akhirnya. pun dinyatakan lulus karena jumlah  resume sesuai kategori dan nanti akan  berhasil memiliki buku karya sendiri. 😍" sambungnya dalam kalimat pembukaan. Buku pertama bu Rali berjudul "Wujudkan Mimpi Terbitkan Buku" kemudian di tahun berikutnya lahir buku solo yg kedua dengan judul "Guru di Era Digital". Selain itu, ada 17 judul buku antologi yg saya miliki baik fiksi mau pun nonfiksi.

Semua ini terwujud karena beliau punya mimpi, termotivasi karena komunitas ini dan mendapat support serta ilmu dari narasumber hebat yang ikhlas berbagi tanpa pamrih. Masyaallah..Bu Rali mendoakan kami semoga kami yang belum punya buku nanti dapat segera menyusul, bisa punya buku karya sendiri. Dan mungkin di grup ini juga sudah ada yang punya buku... semoga tetap terus berkarya dan jangan berhenti begitu saja.

Satu moderator cantik saja tidak cukup untuk menghiasi indahnya tatap maya pada malam ini, masih ada narasumber yang muda, yang geulis, smart, baik hati dan tidak sombong.(sebelumnya saya sebut dibagian awal yang menggunakan akhiran if ya hehe). Beliau adalah seorang guru dengan prestasi-prestasinya yang luar biasa. Kita bisa see her profile  di sini:

https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html?m=1

Beliau adalah bu Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr., Seorang guru berprestasi dan sangat menginspirasi. Beliau memberikan materi malam ini yang bertema "Mengatasi Writer's Block"

Bu Dita  sangat senang melihat semangat kami dalam KBMN Gelombang ke-28. Hal ini terbukti dari resume yang dihasilkan dari setiap pertemuan. Jumlah yang menulis resume di grup ini jauh lebih banyak dari angkatan beliau Tulisan tulisan kami juga sudah bagus-bagus.  Terima kasih atas pujiannya bu Dita, kok saya jadi terkesima hehe.Astaghfirullah 

Tak bisa instan tentu. Diperlukan jam terbang yang cukup banyak agar bisa menjadi seperti Omjay, Bunda Kanjeng, Pak Dail, Bunda Aam, Bu Rali, Mr. Bams, Prof. Eko, Bu Dita, dan narasumber lainnya Butuh banyak perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan.

Pada pembukaan materinya bu Diah berceriita ketika SMA, beliau masih tetap menulis diary. Beberapa teman dekat yang membaca diary saya sempat berkomentar bahwa tulisan saya sudah seperti novel 😅Namanya anak remaja, banyak emosi yang dituangkan dalam catatan Ditta remaja. Namun belakangan, saya tahu bahwa menulis apa pun yang kita rasakan bisa menjadi self healing yang baik. Bahkan saat ini, beberapa psikolog ada yang menyarankan kepada para pasiennya untuk menulis sebagai salah satu cara mengatasi depresi dan sebagainya.

Tentang saran psikolog untuk menulis dalam rangka mengatas depresi itu saya pernah dengar dari salah satu teman saya yang memiliki anak dengan keterbatasan sosial, artinya dia selalu merasa dirinya tak berarti, akhirnya sang ibu membawanya ke psikolog dan disarankan untuk menulis. 

Kebiasaan menulis tersebut memberi banyak manfaat. Misalnya ketika kuliah, Bu Dita pernah membuat buku Petualangan Kimia bersama rekannya dan diikutsertakan dalam Lomba Kreativitas Mahasiswa di Jurusan. Alhamdulillah meraih posisi kedua.

Di saat kuliah juga, Bu Dita menulis proposal bersama teman-teman dan kami berhasil mendapat dana hibah untuk asosiasi profesi dari Dikti hingga 40 juta. Di tahun 2009-2010 jumlah tersebut tentu sangat besar. Keren buuuu.....MasyaAllah

Awal masuk dunia kerja, beliau cukup vakum menulis. Mengajar di boarding school dengan aktivitas yang padat membuatnya mengambil jeda sejenak dalam dunia kepenulisan.Hingga akhirnya di awal masa pandemi, beliau mengikuti kelas menulis bersama PGRI dan masuk di angkatan ke-7. Beliau sangat bersyukur, karena berawal dari arahan untuk membuat resume,  kemudian kembali aktif menulis di blog. Bahkan berkesempatan menulis bersama Prof. Eko. Alhamdulillah menjadi salah satu dari  orang angkatan pertama tantangan Prof. Eko yang bukunya terbit di penerbit mayor. Semoga kita juga mendapatkan kesempatan yang sama ya teman-teman. Aamiin....

Karena terbiasa menulis juga, beliau bisa menyelesaikan esai di seleksi Calon Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3 dan lulus. Alhamdulillah saat ini sedang bertugas lagi di Angkatan 6. Makin terpukau aku padamu Ibu.....

Tanpa kita sadari menulis banyak memberi manfaat untuk kita, saya bisa lulus di tes essai kandidat calon guru penggerak karena menulis.  Ada yang menulis karena hobi, kebutuhan, tuntutan profesi, dan lain sebagainya. Apa pun alasannya, aktivitas menulis memang tak bisa lepas dari kita sebagai makhluk yang berbahasa dan berbudaya.

Lalu apa itu writer's block? dan korelasinya dengan yang dikisahkan oleh Bu Dita?

Menulis artinya luas, bisa menulis dengan  tulisan pribadi dalam bentuk diary, ada karya tulis ilmiah, ada cerpen, artikel, resume, dan sebagainya. Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga copywriter yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dan lain-lain..

Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block. Kayak Corona ya Guys!! 

Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan. Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya. Virus WB ini bisa menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan.

"Sederhananya, WB adalah kondisi dimana kita mengalami kebuntuan menulis. Tak lagi produktif atau berkurang kemampuan menulisnya.. Hal ini bisa terjadi dengan disadari atau pun tidak."

Istilah writer's block sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika. Berkaca dari pengalaman, WB ini bisa terjadi berulang. Me-reinfeksi kita sebagai penulis. Itulah mengapa saya katakan WB ini sebagai "virus" yang sesekali bisa aktif bila kondisinya memungkinkan. Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya, bukan? Begitu pula dengan WB. Agar bisa terhindar atau segera terlepas dari WB, maka kita perlu mengenali penyebabnya.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB:


Contoh:

Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB.

Lalu bagaimana ini bisa menjadi salah satu obat WB? Jawabannya akan berkaitan dengan faktor penyebab WB yang kedua dan ketiga.

Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik. Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress. Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk. Terserang WB deh.

Terakhir yang bisa menyebabkan WB adalah terlalu perfeksionis.

Kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dsb ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah free writing atau menulis bebas.

Nah, jadi siapa di sini yang masih khawatir tulisannya tidak dibaca? Khawatir dinyinyir orang? Khawatir dikritik ahli? Khawatir tulisannya nggak bagus? Dan masiiih banyak kekhawatiran lainnya.

Solusi Writer's Block:

  1. Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dg sebelumnya pasti menyenangkan.
  2. Refreshing.
  3. Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak 
  4. Tulis segera ide yang timbul, di media apapun.

Bu Diah menutup paparannya dengan mengajak  dan menyemangati kami  menulis bebas untuk mengatasi salah satu penyebab WB-nya 😊👍🏻

Pesan spesial darinya

"Bukankah tulisan yang buruk jauh lebih baik daripada tulisan yang tidak selesai?"

Forum tanya jawab tak kalah menariknya dari paparan yang disampaikan oleh sang narasumber hingga pukul 21.07 WIB masih saja ada yang bertanya tentang tips dan trik agar tidak terkena virus dan cara mengatasinya jika terpapar. Salah satunya saya yang merasa sesak di dada saat kalimat penutup diuraikan, " bukankah tulisan yang buruk jauh lebih baik daripada tulisan yang tidak selesai?" itu saya bu Dita yang geulis, hahaha, dan  saya mengajukan tips n triknya. Ini jawaban beliau:

Tulisan yang tidak selesai sebaiknya

  • Kelompokkan menjadi satu buku untuk diterbitkan.
  • Kuatkan tekad untuk mengolahnya kembali.
  • Buat daftar isi.
  • Mulai dari akhir dan mulai menulis
Dalam menjawab pertanyaan ketujuh dari Bu Mariam bu Dita menjawabnya dengan menyodorkan sebuah link YT tentang Mental Seorang Penulis https://youtu.be/UkRDLmA4dUY 

Hingga pukul 21.19 WIB, masih ada pertanyaan kesepuluh yang disampaikan oleh Pak Etik yang ternyata adalah teman Bu Ditta tentang apa yang paling sulit dalam  menulis dan bagaimana dalam mengatasinya. Ini jawaban Bu Dita: 

" Yang paling sulit saat menulis menurut saya adalah percaya dengan tulisan sendiri. Terkadang kita baru percaya tulisan kita baik, ketika ada orang yang berkomentar baik. Kita terlalu khawatir dengan penilaian orang lain, padahal sejatinya tak pernah ada manusia yang sempurna. Buku buku best seller pun ada edisi revisinya, kan?Cara mengatasinya ...
Dengan mengingat niat awal kita menulis. Mengingat kembali masa masa dimana kita menikmati proses menulis itu sendiri, dan tak lupa berdoa"

Pukul 21.23 WIB masih ada 12 pertanyaan yang belum dijawab oleh Bu Dita namun tetap ditutup karena sudah melebihi batas waktu belajar. Bu Dita mengakhiri pertemuan ini dengan kalimat:

Ada pepatah yang mengatakan:

"It doesn't matter how brilliant is your brain. If u do not speak up, it would be zero."

Mari, tuangkan dan sampaikan ide ide kita, pemikiran pemikiran kita, perasaan perasaan kita agar menjadi lebih bermakna.

Sebelum sesi 7 ini berakhir bu Rali memberikan sedikit tips yang  kutip dari seorang penulis bernama Mark Twain: "Rahasia untuk maju adalah memulai. Rahasia untuk memulai adalah memecah tugas-tugas rumit Anda yang luar biasa menjadi tugas-tugas kecil yang dapat dikelola, dan kemudian memulai dari yang pertama."

Selamat Malam, 
Semangat Berkomentar
Wassalam

Komentar

  1. terima kasih sdh mengerjakan resumenya dengan baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tobat pak, sudah pernah gagal. Aku remedial ini

      Hapus
  2. Luar biasa, cukup banyak dan bisa menjadi satu sub bab

    BalasHapus
  3. mantap

    https://yamin19710813.blogspot.com/2023/01/mengatasi-writers-block-pertemuan-ke-7.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah kudatangi rumahmu pak, namun tiada penghuni yang menyambutku hehe

      Hapus
  4. Super gercep... Luar biasa sumangatnya👍👍👍

    BalasHapus
  5. Semoga semangatnya msh ttp terus terjaga walau pun laptop sempat ngambek... resume must go on.. kereenn...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku jadi loncat belum sempet manjat dah nulis pembukaan sang narsum hehe

      Hapus
  6. Cakep gaya menulisnya.. semangat

    BalasHapus
  7. Luar biasa. Tulisannya meluap. Bun.

    BalasHapus
  8. Wah...ibu yang pertama ternyata 👍🏾😍keren sekali ibu 😍

    BalasHapus
  9. Mantap dan luar biasa resumenya bu👍

    BalasHapus
  10. mantap, semangatnya bu, ,imta tolong lirik dan komen https://notshka.blogspot.com/2023/01/ulala.html

    BalasHapus
  11. runtut dan jelas kak, aku arus banyak belajar dari kakak, semangat kak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eksekusi aja dulu baru Diskusi

Proofreading???Apaan yak itu? Kepoin yuk....