H. ENCOM RAHMAN, GURU BERPRESTASI MEWAKILI INDONESIA DI KANCAH INTERNASIONAL


KUNCI SUKSES MENJADI GURU BERPRESTASI
Oleh : H. Encon Rahman (seorang guru berprestasi tingkat nasional dan internasional mewakili bangsa Indonesia dari tanah pasundan Majalengka Jawa Barat)


Encon Rahman Republic of Indonesia – Princess Maha Chakri Award

Lomba guru berprestasi merupakan ajang berprestasi dan bergengsi bagi seorang guru yang bukan hanya diadakan di Indonesia tetapi juga di negara-negara lain termasuk Asia Tenggara. Hal ini karena penilaian guru berprestasi lebih komprehensif dan menyeluruh dari berbagai faktor.

Sebagaimana diketahui di dalam Undang Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang jabatan guru itu adalah profesi. Seorang guru harus memiliki jabatan professional yang mencakup 7M yaitu:
Mendidik
Membimbing
Mengarahkan
Melatih
Menilai
Mengajarkan
Mengevaluasi

Apabila guru tidak memiliki ranah 7M ini maka akan menjadi pertanyaan besar benarkah dia guru yang professional????

Tujuan Pemerintah mengadakan guru berprestasi adalah:
1.    Mengangkat guru sebagai profesi terhormat, mulia, bermartabatm dan terlindungi.
2.    Meningkatkan motivasi dan profesionalisme guru dalam pelaksanaan tugas profesionalnya.
3.    Meningkatkan persaingan yang sehat dengan pemberian penghargaan di bidang pendidikan.
4.    Membangun komitmen mutu guru dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran menuju standar nasional pendidikan.
Dengan keempat tujuan itulah, kegiatan tersebut rutin dilaksanakan pada setiap tahunnya.

Pada tahun 2016, bapak  guru yang inspiratif ini terpilih menjadi  juara 1 tingkat nasional dan mewakili bangsa Indonesia untuk tampil di ajang internasional sebagai guru terbaik Indonesia pada tahun 2017 dari negara Thailand, yakni penghargaan Princess Maha Chakri Awards (PMCA).

Guru berprestasi merupakan ajang prestasi dan prestis tertinggi  bagi karir seorang guru. Ada beberapa lomba sejenis yang diadakan oleh Kemendikbud yaitu INOBEL, IKG, OGN, dan sejenisnya adalah bagian terkecil dari komponen guru berprestasi.
Rahasia sukses Bu Encon Rahmah dalam meraih juara guru berprestasi hanya dua hal yaitu memiliki amalan batiniyah dan amalan lahiriyah.  


Amalan batiniyah apa yang beliau amalkan???
kepo ga sich? saya mah kepo sampe cari tau di google dan ternyata beliau adalah santri K.H. Gymnastiar di Pondok Pesantren Darut Tauhid. jadi pasti amalan batiniyah beliau sudah menjadi ruhnya.

Beliau sangat rajin menulis dan benar-benar produktif. mulai dari menulis artikel, cerpen, puisi, cergam, hingga buku-buku pelajaran. Karya-karyanya pun telah banyak yang dimuat, baik itu di media lokal maupun nasional.

Guru Majalengka Terima Penghargaan PMCA dari Kerajaan Thailand


Soal prestasi, rupanya Pak Toton  pun adalah sosok dengan prestasi yang luar biasa banyak dan membanggakan. Sejak tahun 2012, ia sudah berhasil menjuarai Lomba Simposium Nasional BERMUTU dan beroleh juara II. Ia juga berhasil menjadi Juara II dalam Lomba Kreativitas Guru Tingkat Nasional. Tahun 2014, ia mendapat juara I dalam Lomba Inovasi Pembelajaran Tingkat Provinsi sehingga maju ke tingkat nasional. Sedangkan tahun 2015 ia pun masuk dalam finalis Anugerah Konstitusi MK Tingkat Nasional. Tahun 2016 ini, selain menjadi Guru Berprestasi Tingkat Nasional, ia juga pernah meraih gelar Guru Inspiratif Jenjang SD Tingkat Provinsi dalam Een Sukaesih Award dan juga juara I tingkat Provinsi dalam Lomba Inovasi Pembelajaran yang diadakan oleh Universitas PGRI Semarang.  Segudang prestasinya benar-benar menjadi inspirasi bagi para tenaga pendidik lainnya untuk terus berkarya dan berprestasi. (ngutip dari blog Beranda Pendidikan😊😊)

Para guru di SD Negeri Mekarwangi I tempat Bapak Toton mengajar sudah mencoba untuk menerapkan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan padahal belum menggunakan kurikulum 2013. keren pak !!!

Bapak Encon pun lihai menggunakan metode tanya jawab, diskusi, problem solving, inkuiri dan latihan dalam pembelajaran bersama siswa-siswanya. Sedangkan model pembelajaran yang sering ia gunakan adalah kerja kelompok, dengan pendekatan pembelajaran PAIKEM. Menurut Toton, anak-anak didiknya paling suka dengan sesi diskusi. Ia juga mengatakan bahwa pembelajaran yang aktif dan interaktif dapat memacu siswa untuk lebih banyak belajar karena keingintahuan mereka semakin berkembang.

Kepedulian beliau  kepada anak-anak didiknya begitu besar, tak sekadar pada pembelajaran di waktu jam mengajar saja. Adakalanya Toton bahkan melakukan home visit ke rumah para siswanya demi memahami latar belakang siswanya, lebih dekat dengan keluarganya, atau membantu mereka jika ada kesulitan dalam belajar. Menurutnya, guru harus memiliki kepedulian pada para siswanya demi memahami siswa itu sendiri. Dengan demikian guru akan menjadi sosok teladan dan inspirator bagi siswanya.

Nah, salah satu amalan lahiriyah beliau adalah selalu mempersiapkan diri dalam mengikuti seleksi apapun. "Man arofa bu'dassafari ista'adda" artinya barang siapa yang tahu jauhnya perjalanan maka ia akan bersiap-siap.

Dalam ajang ini, ia membawakan karya tulis dan presentasi mengenai media ‘jari tangan bernyanyi’ yang dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami dengan mudah cara menulis dan membaca bilangan romawi.

Menghitung Jari - Pelangi Nada 

Media pembelajaran jari tangan bernyanyi adalah media visual yang terbuat dari bahan karton warna warni dan dibentuk seperti jari-jari tangan. Ukurannya pun disesuaikan dengan jari tangan penggunanya. Media jari tangan bernyanyi termasuk kategori media pembelajaran yang berbasis tradisional dan audio yang belum dikemas berbasis komputer. Sebagai media pendidikan, media jari tangan memiliki kelebihan antara lain dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas dan ruangan, dapat dipakai berulang-ulang, praktis dan fleksibel dalam penggunaannya, mudah dan murah dalam pembuatannya, dapat memusatkan perhatian siswa, meningkatkan motivasi dan kreativitas siswa, serta membantu siswa melakukan pemahaman lambang bilangan Romawi. Selain itu media jari tangan ini juga dapat  dipasang, dilipat, atau ditempelkan sehingga memudahkan siswa dalam mengingat penggunaan media tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Encon, media jari tangan bernyanyi ini terbukti dapat mendorong siswa lebih kreatif, mudah memahami materi bilangan Romawi, dan membuat belajar matematika lebih menyenangkan.(kalimat ini juga saya kutip dari blog media pendidikan) 


Berkat inovasi dan presentasinya tersebut, Pak Haji Encon berhasil menyabet gelar juara I Guru SD Berprestasi Tingkat Nasional. Beliau merasa sangat bersyukur kerja keras dan usahanya membuahkan hasil yang manis. Dengan hadiah yang diperolehnya, ayah dua anak ini berharap dapat melanjutkan ke jenjang S-2 demi lebih meningkatkan kompetensi maupun kualifikasinya sebagai guru. 


Nah, itulah amalan batiniyah dan lahiriyah yang Bapak Encon lakukan. Mau kayak beliau???? amalkan ya dan semoga penulis pun mampu mengamalkan apa yang  beliau lakukan. aamiin

#resume kegiatan menulis minggu, 12 April 2020
#maaftelat
#semogabermanfaat
#ternyatakitasamasantri


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eksekusi aja dulu baru Diskusi

Writer's block...apa sih? kepoin yuk!

Proofreading???Apaan yak itu? Kepoin yuk....