Nulis Puisi Yuks

 

Kelas Belajar Menulis Nasional PGRI Gelombang Ke-28


Hari/Tanggal: Rabu, 15 Februari 2023

Pertemuan ke-17

Tema: Menulis Puisi

Narasumber: Dr. Hj. E.Hasanah, M.Pd.

Moderator: Sim Chung Wei, SP.


Assalamualaikum Wr.Wb

Salam sejahtera untuk kita


Malam ini adalah malam ke-17 dimana kita sudah memasuki 56,7% pertemuan yang harus kita lalui. Malam ini kita dipertemukan dengan narasumber yang cantik dengan tutur kata nan indah bak matahari tenggalam di ufuk barat. Yakni Ibu Hj. E. Nurhasanah, M.Pd.

Beliau adalah seorang yang luar biasa perjalanan hidup dan pengalaman, serta prestasinya. Bunda Hasanah , beliau disapa oleh sang moderator, adalah sosok yang sudah luar biasa tetap menulis di blog.   Dengan demikian jika kita gunakan mesin pencari seperti google kita dapat menemukan nya.


Berikut paparan materi pada malam ini

1. Apa itu puisi?

Puisi adalah ragam sastra yang terikat oleh irama, rima, larik, bait, dan pemilihan diksi. Menurut KBBI, puisi adalah sajak yang memiliki beragam model:

  • puisi bebas: tidak terikat oleh rima, irama, larik, maupun bait. namun tetap ada pemiliihan diksi.
  • puisi berpola: mencakupi jenis sajak yang susunan lariknya berupa bentuk geometris.
  • puisi dramatik: memiliki peryaratan dramatik yang menekankan emosi dan sosial yang tinggi.
  • puisi lama: puisi lama yang masih dipengaruhi oleh puisi barat seperti pantun, gurindam, syair,mantra, bidal, dan masih banyak lagi contoh puisi lama.
  • puisi mbeling: sajak ringan dengan tujuan membebaskan rasa tertekan, gelisah, dan tegang. Bisa dikatakan sajak ini adalah sajak main-main.
Sajak fisik puisi ada 4, yaitu:
  1. Bentuk
  2. Diksi
  3. Majas
  4. Rima
Jenis Puisi:
  1. Puisi lama: puisi yang masih terikat oleh aturan-aturan jumlah baris, sajak, jumlah suku kata, jumlah kata, rima, dan memerhatikan diksi, 
  2. Puisi baru: puisi yang bebas dari beragam aturan yang mengikat pada puisi lama. 
Ciri-ciri puisi lama:
  • tidak diketahui nama pengarangnya
  • penyampaian dari mulut ke mulut yan merupakan sastra lisan
  • sangat terikat dengan aturan puisi lama
  • setiap barisnya terdiri dari 6, 8, dan 10 baris.   
   Contoh:
Anak gadis berkalung mayang
Berjalan-jalan di di taman batu
Jangan menangis adikku sayang
Ayo berdansa hilangkan rindu
Meski pikir masih melayang
Namun badan tergoyang lagu

2. Puisi baru

Puisi yang tidak terikat oleh aturan sehingga bentukya lebih bebas dalam segi jumlah baris, suku kata maupun rima. Ciri-cirinya mempunyai bentuk yang rapi dan simetris; persajakan akhir yang teratur; masih menggunakan pola sajak pantun dan syair; dan sebagian besar berjumlah seuntai atau satu baris. Jenis-jenis puisi baru didasarkan atas pemaknaannya:

1. Balada yaitu puisi berisi kisah atau cerita
2. Himne yaitu puisi pujaan untuk menghormati tuhan, pahlawan atau cinta tanah air.
3. Ode yaitu puisi sanjungan untuk orang yang berjasa, nada dan gayanya sangat resmi
4. Epigram yaitu puisi yang berupa tuntunan atau ajaran hidup
5. Romansa yaitu puisi yang berisi luapan rasa cinta
6. Elegi yaitu puisi yang berisi ratap tangis atau kesedihan
7. Satire yaitu puisi yang berisi sindiran atau kritik

Namun perkembangan jaman membuat orang semakin kreatif dalam menciptakan puisi sehingga muncul berbagai macam genre. Ada puisi kontemporer yang tidak mau tunduk pada segala kaidah penulisan puisi. Muncul juga puisi akrostik dimana suatu kata hurufnya dibuat sebagai awal bait puisi. Ada pula puisi telelet yaitu akronin dari tiga empat lima enam luma empat tiga yang merupakan jumlah baris dalam satu rangkaian puisi. Sedangkan puisi 2.0 muncul dengan ciri setiap puisi tidak boleh melebihi 20 kata dan penyampaiannya harus lebih banyak logika yaitu 60% sedangkan rasa 40%


2. Bagaimana kita bisa menulis puisi hingga membukukannya?

Agar puisi memenuhi unsur menarik perlu diperhatikan pemilihan tema. Hal ini sebagai acuan agar puisi punya makna tertentu. Selanjutnya menentukan kata kunci, memilih diksi yang tepat, dan menggunakan rima atau majas. Selain itu semua, ada sentuhan rasa penulis yang tidak bisa dijelaskan tetapi dapat ditangkap oleh pembaca. Maka perlu sekali memperhatikan ketepatan kata dengan maknanya, kebenarannya, kecermatannya, keserasian dan kelaziman. Diksi ini bisa dikembangkan dengan mengambil bahasa daerah.


Dengan menulis puisi setiap hari, kita bisa menghasilkan 1 buku dalam 3 bulan.

3. Dari mana kalimat-kalimat indah puisi didapat dengan mudah?

Untuk memunculkan rima atau kata-kata yang indah atau puitis bisa dengan mencari persamaan kata, mengumpulkan kata-kata yang dianggap punya rima yang sama, dan semacamnya. Untuk mempermudah pemilihan kata ini penulis pemula bisa membuka link ini https://kuncitts.com/rima-kata/




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eksekusi aja dulu baru Diskusi

Writer's block...apa sih? kepoin yuk!

Proofreading???Apaan yak itu? Kepoin yuk....