Guruku inspirasiku

Guru adalah arti secara harfiahnya adalah "berat") adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. (Wikipedia.com) Pendidikan yang didalamnya terdapat guru inspirator sangat diperlukan dalam menyambut era global seperti saat ini. Masa depan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kader-kader  muda bangsa. Sedangkan penanggung jawab utama masa depan kader-kader muda tersebut salah satunya berada di pundak guru, karena gurulah yang langsung berinteraksi dengan peserta didik dalam membentuk kepribadian, memberikan pemahaman, menerangkan imajinasi dan cita-cita, membangkitkan semangat, dan menggerakkan kekuatan dan potensi dahsyat dari peserta didik. Nah, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa peran guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik. Mendidik dalam artian memberikan nilai-nilai kehidupan itu sendiri, bukan sekadar member nilai 10 atau 100, bukan nilai A, B, C, D atau E.   Di samping itu, guru adalah sosok yang sangat mulia karena  senantiasa menyumbang sebagian tenaganya, pikirannya dan waktunya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itulah guru disebut sebagai pahlawan, dan guru yang benar-benar memberikan nilai kehidupan dapat menjadi inspirasi bagi yang lain. Seperti kata orang bijak, anak-anak yang berhasil di masa depan adalah anak-anak yang diajarkan oleh orang tua dan guru-guru yang luar biasa, bukan karena sekolah yang besar dan terkenal. Maka dari itu, sudah sepantasnya guru menjadi sumber inspirasi. Sejak menginjak bangku sekolah dasar, saya selalu memiliki guru yang memberikan pembaharuan baru. Mereka selalu menginovasi metode pembelajaran agar siswa selalu menyenangi apa yang diajarinya. Pak Dr. Hilman Mawardi,M.Pd (alm), adalah guru yang selalu membuat inovasi baru dalam mengajar. Saat di bangku SD, beliau mengajarkan Bahasa Inggris dengan menggunakan lagu. Materi apapun yang diberikan selalu diawali dengan memutar lagu. Saat di SD, tugas siswa dalam mata pelajaran Bahasa Inggris umumnya mengartikan, bukan teks atau wacana yang beliau berikan karena beliau tahu siswa akan bosan dengan teks yang panjang lebar. Beliau berikan satu lagu yang hits pada waktu itu, yaitu lagu my heart will go on yang dipopulerkan oleh Celine Dion. Sebelum memberikan tugas menterjemahkan, beliau menyetel lagu dan bernyanyi dengan gayanya yang khas. Itulah mengapa beliau banyak disukai para siswa. Menginjak bangku SMP, KH. Kamali Abdul Ghani adalah sosok ayah dan guru sempurna yang sangat menginspirasi saya dalam mengajar. Tidak banyak materi yang beliau ajarkan setiap sesinya. Yang esensial adalah bagaimana para siswa mampu menyerap ilmu yang beliau sampaikan. Tak harus hafal yang penting. faham, itu kalimat yang selalu beliau sampaikan kepada kami. Beliau guru yang benar-benar digugu dan ditiru. Tak ada cela sebagai guru yang beliau tunjukkan. He is the perfect teacher for us. Ibu Hj. Eti Muflihah,M.Pd adalah sosok ibu dan guru bagi saya. Mottonya al ummu madrasatul ula menginspirasi para santriwati di pondoknya untuk mempersiapkan diri dengan berbagai macam ilmu sebelum menjadi ibu. Beliau tak hanya bisa mengajarkan ilmu agama dengan gelar S1 Pendidikan Agama Islam yang beliau raih, beliau pun ahli dalam mengajarkan ilmu ekonomi. Tidak sedikit alumni santri yang mempraktikkan ilmu ekonomi yang beliau ajarkan. Cara mengajar beliau dalam ilmu faraidh tidak diragukan lagi kehebatannya. Dengan metode mengajarnya, menjadikan kami mengingat sepanjang masa rumus yang terdapat dalam ilmu yang membahas tentang hukum waris tersebut. Ada seorang guru muda yang menjadikan saya sangat terkesan dengan cara mengajarnya, beliau adalah pak Dani Ramdani. Dalam usia muda, beliau mengajar dengan penuh cinta. Kami, siswanya adalah anak-anaknya. Setiap mengajar, beliau hadirkan hadiah untuk membuat siswa semangat dalam belajar. Baginya reward untuk yang selalu terdepan dan funishment untuk yang tidak mencapai target belajar. Beliau mengajar dengan memberikan teladan. Sehingga para siswa tidak pernah merasa disuruh saat melaksanakan tugas yang diberikan. Pak Agus Muslih adalah guru yang tidak berpatokan pada kurikulum yang berlaku. Baginya, asal siswa memiliki kompetensi dasar yang ditargetnya sudah cukup baginya. Selebihnya beliau selalu mengingatkan kami untuk menjadi manusia yang berguna bagi Indonesia. Trio guru di pondok pesantren yang saya belajar di sana selama 6 tahun, yaitu Ustadz Teguh Santoso, Ustadz Hendri Irawan, dan Ustadz Adib Sulistio adalah ketiga guru muda yang mempunyai sifat keayahan yang luar biasa. Dalam usia muda, mereka mampu mengajarkan kami banyak hal. Mereka mampu beradaptasi dengan berbagai macam anak dari segala suku. Cara mengajar mereka terbilang biasa tetapi cara mendidik mereka sungguh luar biasa. Jiwa, raga, dan dana selalu mereka kerahkan dalam mendidik kami. Saya sangat terkesan dan terngiang dengan cara mengajar pak Iwan Setiawan. Seorang guru Bahasa dan Sastra Indonesia , selalu mengajar dengan senyuman. Tak pernah lelah mengajar kami, anak-anak yang nakal saat itu. Saya masih teringat saat bimbel. Kebetulan waktu bimbel adalah dari jam 14.00-16.00, itu adalah waktu kami sebagai santri untuk tidur siang. Otomatis banyak siswa yang malas-malasan datang ke kelas untuk mengikuti bimbel. Tapi pak Iwan tak pernah terlihat jengkel, kesal, apalagi marah. Beliau tetap semangat dalam mengajarkan materi yang diberikan. Bahkan,tak jarang beliau memberikan pancingan agar kami tidak mengatuk bahkan tidur saat belajar. Dari merekalah, saya mempunyai semangat tinggi untuk menjadi seorang guru yang tak mementingkan jabatan tetapi bagaimana caranya agar siswa mampu menjadikan saya inspirasi untuk memajukan kehidupan siswa di masa mendatang. Tak cukup kata terima kasih untuk para guru yang telah mendidik saya menjadi sosok yang dinilai mandiri oleh masyarakat sekitar. Tak cukup ruangan ini untuk melukiskan semua tentang guru. Banyak hal yang tak bisa diucap dengan kata-kata. Hanya mampu diingat dalam hati. Kata rindu ingin selalu bertemu yang tak pernah terelakkan dari hati. Ingin mengucap salam sebagai tanda hormat dan ambil berkah mereka. Ingin memberikan hadiah yang walau dalam jumlah besar tak bisa membayar jasa mereka. Karena mereka guru tanpa tanda jasa. Sebesar apapun hadiah yang kami berikan tak kan cukup membayar segala pengorbanan yang mereka telah lakukan. Mereka bukan hanya mengajar tetapi lebih kepada mendidik kami. Doa yang harus selalu kami panjatkan tuk mereka agar mereka selalu hidup bahagia. Karena bahagia mereka adalah bahagia kami sebagai siswa-siswanya. salam rinduku untuk para guruku Wahyuning Fatimah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eksekusi aja dulu baru Diskusi

Writer's block...apa sih? kepoin yuk!

Proofreading???Apaan yak itu? Kepoin yuk....