PIRASAT
Prank.....piring tiba-tiba jatuh dari tangan Arti, perempuan buta yang sudah tiga tahun tinggal di sebuah pesantren. Arti hidup sebatang kara, Ustadzah Heni menemukan Arti di pinggir jalan mencari-cari keluarganya. Dia buta karena kecelakaan hebat yang menimpa keluarganya saat akan pergi piknik ke Puncak. Ayah, Ibu, dan kedua adiknya meninggal dalam kecelakaan itu. Sedang mata Arti kemasukan kaca pecahan mobil. Walau demikian, Arti masih bisa diselamatkan.
"Ada apa Arti?", Tanya Ustadzah Heni.
"Ma maaf Ustadzah, Arti sudah pecahkan piring Ustadzah." jawab Arti dengan gugup.
"Ga apa apa nak, kamu ada yang luka?"
"Tidak Ustadzah. Arti ambil sapu dulu.
"
Walau dalam keadaan buta, ia tahu di mana letak sapu berada. Bahkan seisi kamar Ustadzah Heni dibersihkan setiap pagi olehnya.
"Hati-hati ya nak,"
"Ya ustadzah."
Arti segera mengambil sapu dan serokan sampah.
Ustadzah Heni tidak tinggal diam. Dia selalu mengawasi Arti, Arti tak pernah mau dibantu saat dia bekerja.
Suatu hari....
:Ustadzah, arti izin ke pasar ya?" Arti meminta izin ke pasar untuk membeli perlengkapan belajarnya.
"Sama siapa?" Tanya Ustadzah Heni.
"Sendiri." Ucap Arti dengan tegas.
"Harus ada temani kamu Arti", Ustadzah Heni khawatir dengan kondisi Arti.
"Sampai kapan aku harus bergantung pada orang lain ustadzah." Arti berusaha bersikap mandiri.
"Tapi ini untuk kebaikan kamu nak,"
:Aku sendiri saja. Ustadzah doakan keselamatanku di luar sana", pinta Arti
Dengan sangat berat hati,Ustadzah Heni memberikan izin dan berdoa agar arti baik baik saja.
Selama arti pergi, Ustadzah Heni sangat gelisah. Ia mondar mandir keluar pintu kamar, melihat ke kiri dan ke kanan siapa tau ada arti tiba.
Bak petir menyambar di siang hari, tiba-tiba datang beberapa orang dari pasar memberikan kabar bahwa Arti tertabrak mobil dan meninggal di tempat.
Ustadzah heni sangat menyesal dengan keputusannya memberi izin arti pergi ke pasar sendiri. Jenazah Arti datang dan segera dimandikan, dikafani, dan disholatkan oleh ribuan santri. Arti pun dimakamkan tepat di depan kamar Ustadzah Heni.
"Maafkan saya Arti, tak bisa menjagamu dengan baik," lirik Ustadzah meminta maaf di pusara Arti.
Setiap hari Ustadzah Heni tak pernah lupa membaca tahlil dan yasin di pusara Arti.
Komentar
Posting Komentar