Aku mau mondok, Mah!
Alkisah di sebuah desa di Tasikmalaya, hiduplah seorang anak yatim yang sudah satu tahun ditinggal wafat ayahnya. Ibunya harus tetap tinggal di kota untuk mengais rezeki guna menghidupi keenam anaknya yang masih dalam masa pendidikan. Aisy nama anak yatim dititipkan sang ibu kepada bibinya agar dirawat dan disekolahkan di desa itu.
Masa pendidikan sekolah dasar telah usai. Om Dani,kakak sang ibu datang menemui Aisy. Beliau memberikan makanan dan beberapa lembar uang untuk Aisy.
"Ujian kamu sudah selesai nak?", Tanya Om Dani
"Sudah Om, tapi saya mungkin g akan meneruskan sekolah. Pasti mamah g punya uang untuk itu."
Aisy putus harapan untuk melanjutkan pendidikannya. Ia tak ingin merepotkan ibunya yang kini mencari uang sendiri untuk keenam anaknya.
Om Dani belum merespon ucapan Aisy. Beliau hanya izin pamit pulang dan meminta Aisy datang ke rumah pada esok hari.
Esok harinya....
"Kenapa aku harus ke rumah om Dani ya?," Ucap Aisy dalam hati saat menuju rumah Om Dani. Banyak tanya dalam hati Aisy tapi dia tak bisa menjawab satupun pertanyaannya. Dia tak berharap banyak kepada Om Dani karena Om Dani pun punya banyak tanggungan. Walau dia sangat ingin melanjutkan sekolahnya ke tingkat menengah pertama. Baginya asal sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung itu cukup untuk bertahan hidup. Jika dia berkesempatan bersekolah itu adalah suatu keberuntungan dan keberkahan dari Allah SWT.
Sesampainya di rumah Om Dani.
"Kamu sudah sampai nak? Masuk!", ujar Om Dani yang sudah menunggu Aisy dari pagi. Sambil menunggu, Om Dani merapihkan tanaman depan rumahnya.
"Iya Om Assalamualaikum," jawab Aisy saat sampai di gerbang rumah Om Dani.
Aisy masuk dan duduk di sofa empuk milik Om Dani. Om Dani adalah kakak tertua dan terkaya yang ada dalam keluarga ibu Aisy. Semua adiknya selalu datang padanya saat menghadapi kesulitan. Bukan hanya kesulitan ekonomi, semua hal kesulitan yang tak bisa mereka hadapi selalu datang ke Om Dani agar mendapat solusi akan masalah yang dihadapi. Tepatnya mereka menyebut Om Dani sebagai master of solution.
Om Dani mengajak makan pagi dan menyuguhkan buah-buahan segar kepada Aisy yang didapat dari kebunnya.
Om Dani menanyakan apa yang Aisy cita-citakan.
"Sesungguhnya aku ingin menjadi guru Om, tapi dalam kondisi sulit yang kami alami rasanya itu hal yang mustahil. Bisa bertahan hidup saja sudah cukup saat ini." Aisy menjawab pertanyaan Om Dani sambil menitikkan air mata.
Om Dani sangat tahu apa yang telah Aisy dan keluarganya alami. Setelah kejadian kebakaran rumah besar Aisy itu serta meninggal ayahnya secara bersamaan membuat ekonomi keluarga Aisy terpuruk.
"Om ada 3 pilihan untuk kamu nak. Silahkan pilih setelah kamu melakukan sholat istikhoroh selama tiga malam ya nak. "
"Apa itu om?," tanya Aisy penasaran.
"Kamu bisa sekolah di jakarta tapi kamu harus berdagang di pasar setelah sekolah. Yang kedua kamu tetap melanjutkan sekolah di sini. Dan yang ketiga kamu hijrah ke cianjur untuk mendapatkan pendidikan agama lebih dalam di pesantren. Harapan om kamu memilih plihan yang ketiga, karena om yakin hidup kamu akan berubah menjadi lebih baik." Om Dani menjelaskan tiga pilihan yang harus dipilih oleh Aisy.
Aisy pulang dari rumah Om Dani. Sepanjang jalan dia memikirkan ketiga pilihan itu. "Aku harus sholat istikhoroh," jawab Aisy dalam hati. Inu kali pertama Aisy melaksanakan sholat untuk menentukan pilihan hidupnya.
Tiga hari berturut-turut ia melakukan sholat istikhoroh. Saat akan pergi ke rumah Om Dani, Aisy bertemu dengan ibunya. Senang hatinya bukan kepalang, sejak ditinggal di rumah bibinya baru kali ini ia bertemu ibunya. Ia segera memeluk erat ibunya dan langsung mengajaknya ke rumah om Dani.
Belum sampai pintu gerbang rumah Om Dani, "aku mau mondok ya mah?" Pinta Aisy kepada ibunya. "Baik nak,kita bicarakan dulu dengan Om Dani." Jawab Ibu Aisy tak ingin mengecewakan hati anaknya.
Setelah diskusi yang lama antara ibu Aisy, Om Dani, dan Tante Mira istri Om Dani, akhirnya Aisy melanjutkan sekolah menengah pertamanya di pesantren. Om Dani dan Tante Mira siap membiayai pendidikan Aisy selama tinggal di sana. Bahagianya hati Aisy dengan keputusan mereka.
"Terimakasih ya Om dan Tante." Ujar Aisy dengan senyuman merekah.
Komentar
Posting Komentar