Waiting ana donk....Ukhti
Minggu ini rasanya begitu cerah, setelah beberapa hari Cianjur diguyur hujan.
Al i'lah...wa hadzal i'lan ya'ti min qismir riyadhoh...
Ala saairit tilmiidzaaaat an tajma'na fil maidaan....haalaan wa sur'atan...
"Wah semangat banget qismir riyadhoh, baru cerah sehari aja langsung disuruh olahraga hmmm...." Sansan mengomentari pengumuman yang baru didengarnya di balik kamar mandi.
"Ga papalah biar sehat udah beberapa hari ini g keluar ke lapangan jadi belum ngeluarin keringat kan?" Leni menimpali komentar Sansan.
Iya sich" Sansan menjawab. Seluruh santri keluar sesuai arahan pengumuman. Para mudabbir bagian olahraga mengatur barisan dan memimpin senam pagi ini. Semua mengikuti senam yang diperagakan di depan lapangan.
Setelah senam, Sansan dan Leni lari lari kecil keluar asrama untuk cuci mata. Dari kejauhan, Dila teman sekamar mereka berteriak, "waiting ana donk ukhti. Ana ikut." Sansan meminta Leni menunggu Dila yang berlari ke arah mereka.
Karena asyiknya berlari-lari di luar asrama, mereka lupa waktu. "Wah udah jam 09.00 WIB. "Dil, San...ayo balik ke asrama!", ajak Leni. Mereka berlari tergopoh-gopoh ke asrama.
Di depan gerbang, mudabbir bagian kebersihan sudah menanti mereka. Ketiganya ketakutan saat melihat muka mudabbir yang sudah murka.
Min aina antum?
Kamis saa'ah?
La ta'rif qodron!
Mudabbir benar-benar murka atas kekhilafan mereka. Mereka hanya menunduk, tak berani menjawab pertanyaan yang dilontarkan. Acap kali menjawab, mereka akan semakin dimurka. Hanya jawaban afwan yang mereka katakan.
Afwan ukhti...." serempak mereka menjawab.
Mudabbir tak mau tau alasan mereka khilaf. Mereka diberikan hukuman membersihkan halaman sekolah dan memunguti sampah masing-masing satu karung.
"Dil, lelah....." Keluh Sansan ke Dila. "Besok-besok kita g usah keluar asrama deh kalo abis senam, ntar lupa waktu", Leni mengingatkan. "He eh", Dila menimpali.
Setelah selesai menjalani hukuman. Mereka mandi dan tertidur lelap.
Komentar
Posting Komentar