Horeee aku bisa
Di suatu malam yang indah, bintang-bintang bertebaran di langit itu. Takbir berkumandang di setiap sudut masjid di kota ini. Tanda esok hari raya kan tiba. Salma, Ahdi, dan Hanhan adalah santri yang ditugaskan oleh Ibu Nyai pondok pesantren tersebut untuk membuat kulit ketupat. Dengan gagahnya Ahdi memanjat pohon kelapa dan menumbangkan beberapa daun kelapa untuk dijadikan bahan kulit ketupat. Dari samping pohon, Hanhan segera mengambil daun kelapa yang Ahdi tumbangkan.
"Salma, daun-daun sudah aku bersihkan dan kupisahkan dari lidinya. Ayo segera buat kulit kelapa!"ujar Hanhan. Salma yang punya kemauan keras tapi bingung bagaimana cara membuat kulit kelapa hanya memilih-milih daun kelapa yang bagus. Ahdi bingung dengan kelakuan Salma tersebut. "Sal,kok cuma dipilihin aja. Kapan dibuatnya?"
"Aku aku aku kan g bisa buat kulit kelapa," kata Salma malu. Ahdi dan Hanhan tertawa terbahak-bahak membuat Salma semakin malu, muka mungilnya memerah dan kedua tangannya digunakan untuk menutup wajah mungil itu.
Dari jauhan tampak bu Nyai berjalan ke arah masjid tempat mereka membuat kulit kelapa.
"Sudah jadi berapa puluh?" Tanya bu nyai.
"Belum satupun bu hahaha,upz", jawab Ahdi dan Hanhan yang masih menertawakan Salma.
"Kok bisa? Emang kamu g bisa bikin kulit ketupat ya Sal?"tanya bu Nyai.
"Eng eng engga bu,"jawab Salma. Malu yang tadi saja belum hilang ditambah lagi malu di hadapan bu Nyai.
"Salma..."
"Ya bu"
"Sini ibu ajarkan ya."
Cukup lama ibu Nyai berusaha mengajarkan Salma membuat kulit ketupat. Tapi tak satu ketupatpun yang bisa Salma buat. Hal itu membuat bu Nyai kesal dan menyerahkan tugas mengajarkan Salma kepada Ahdi. Karena bu nyai tau Ahdi dan Hanhan pasti bisa membuat kulit ketupat.
"Dah ya ibu pulang dulu ke dapur pesantren. Masih banyak yang harus ibu masak. Ahdi jangan sampai salma gagal untuk buat kulit ketupat. Dia harus bisa ,masa perempuan g bisa buat kuliy ketupat." Ledek bu Nyai.
Salma benar-benar dibuat malu malam itu. Tapi dia tidak putus asa, dia sangat berusaha untuk bisa membuat kulit ketupat.
Ahdi dan Hanhan sudah membuat 50 kulit ketupat. Tapi tidak dengan Salma. Satupun kulit belum dia hasilkan.
Dia masih sibuk dengan menggulung-gulung kulit tersebut di kedua telapak tangannya. Sambil mengajarkan, Ahdi tetap membuat kulit ketupat.
Tiba-tiba..
."...Ahdi..ahdi abis ini gimana lagi?" Salma sangat semangat karena dia sudah hampir membentuk kulit ketupat. Dengan cermat dan sabar, Ahdi mengajarkan Salma hingga akhirnya Salma bisa menghasilkan satu kulit ketupat.
"
"Horeee aku bisa, " dengan girang Salma mengucapkan kalimat tersebut.
Target kulit ketupat sebanyak 200 buah pun tercapai. Tak terasa jam dinding masjid menunjukkan pukul 01.00 WIB, Salma, Ahdi, dan Sansan segera membawa kulit ketupat itu ke dapur pesantren. Mereka pulang ke kamar masing-masing.
Komentar
Posting Komentar