Ana Ba'daki

Suara rotan kecil yang dipukulkan ke pintu kobong membangunkan tidur malamku. Itu terjadi hampir setiap hari. Aku, Rai, dan Dini bergegas bangun sebelum mudabbir masuk dan membangunkan kita dengan alat tersebut. Seperti biasa,aku hanya mengambil handuk ke hamam, semua peralatan mandiku selalu kuletakan di hamam tsani, tempat aku akan mandi. Man ba'daki???tanya salah satu santri yang akan mandi, ke santri lain yang sedang berada dalam hamam tsani. "Ana....ana ba'daha." Jawabku so iye. Padahal aku baru tiba disana. "Ih kok bisa sich? Kan anti baru datang?," Lisa, nama santri yang bertanya tadi heran. :Anti g liat ada gayung depan hamam itu? Ya itu gayung ana." Jawabku meyakini. Padahal gayung itu memang tak pernah pindah tempat. Setelah mandi sekalian berwudlu, aku dan Rai menuju musholla. Dini mana Rai? Tanyaku. Entah, setelah mandi tadi, dia langsung menghilang. Memang itu kebiasaan Dini, dia g mau bercanda klo sholat,g kayak aku dan Rai. belum liat mudabbir, terus aja bercanda. Tapi sekali mata mudabbir mengarah, kita buru2 sok alim menghadap sejadah. Iqamah berkumandang tanda sholat berjamaah akan dimulai. "ALLAHU AKBAR...".Aku dan Rai saling memandang,"kok kayak suara Dini?" Ucapku dalam hati. Sudahlah sholat dulu baru ngobrol. Sholat berjamaah berjalan dengan lancar, diawasi oleh para mudabbir agar tidak ada yang bercanda saat sholat berjamaah. Saat wirid, Rai terus menerus mencolek tanganku. Aku gak berani merespon karena mudabbir berkeliaran di setiap sudut musholla. Semua bubar dengan rapih. Aku dan Rai sengaja g buru2 keluar. "Kalian ngapain masih di sini?" tanya mudabbir. "Waiting Dini Ukhti." Jawabku sok patuh aturan bahasa. Mudabbir itu tahu bahwa Dini adalah teman kami. Dia membiarkan kami menunggu imam sholat berjamaah yang baru itu. "Dini......."tanpa sadar aku berteriak memanggil namanya setelah melihat dia berjalan ke arah kami." Ih anti g bilang2 mau jadi imam hari ini. Kira2 besok siapa ya yang akan jadi imam?" Tanyaku bingung karena setiap hari, satu santri akan ditanya kesiapannya untuk menjadi imam. "Din, tau g bocoran imam besok? Anti......"jawab Dini santuy. "Hah....ana ba'daki."🤪 Aku terkejut mendengar jawaban Dini soal imam besok. apa yang aku persiapkan ya????. oia urutan sholat, wirid,doa. semua buku panduan sholat aku keluarkan dan kubaca. kuhafalkan satu demi satu. haduh....kok susah banget ya klo kejar target gini. harusnya setiap Ustadzah Eli ajarkan aku langsung hafalkan.tapi better late than not ever. Subuh yang dinanti sudah tiba, aku melangkahkan kaki menuju sejadah imam dengan dag dig dug ser....semoga semua lancar ya Allah. Assalamualaikum Warahmatullah... Alhamdulillah...akhirnya aku bisa jadi imam😁

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eksekusi aja dulu baru Diskusi

Writer's block...apa sih? kepoin yuk!

Proofreading???Apaan yak itu? Kepoin yuk....