SAHABAT TAK KENAL HARKAT
Ramli adalah seorang santri yang berasal dari Jakarta. Dia sangat supel dan rajin. Dia juga suka membantu teman yang kesulitan dalam apapun.
Suatu sore, Ramli mendengar suara santriwati yang sedang menangis di sebuah gubuk di sawah. Ia menghampiri suara tangisan itu. Benar juga perkiraannya, seorang santriwati menangis di gubuk tersebut.
"Mengapa kau menangis Dinda?" Tanya Ramli kepada satriwati yang menangis itu. Dinda adalah salah satu teman sekelasnya. Ramli tak tega melihat Dinda menangis dan berusaha meredakan tangisannya.
"A..aku...tak bisa bayar ujian caturwulan ini, karena ibuku belum juga tiba sejak awal aku dimasukan ke pondok ini," jawab Dinda tersedu-sedu.
"Aku g mungkin bisa mengikuti ujian sekarang," lanjutnya semakin kencang tangisannya.
Ramli ingat bahwa kemarin ayahnya datang memberikan uang lebih untuk ongkosnya pulang ke Jakarta setelah ujian.
Dia meminta Dinda menunggunya kembali. Dia segera mengambil uang itu dan kembali ke gubuk tempat Dinda menangis," aku punya uang untuk kamu bayar ujian," Dia memberikan uang itu kepada Dinda.
"Aku g mau ngutang karena g tau kapan ibuku datang," jawab Dinda khawatir.
"G usah khawatir, aku ikhlas memberikan uang ini agar kamu bisa mengikuti ujian kali ini. Sekarang kamu bayarkan biaya ujianmu dulu ke bendahara pesantren agar bisa mendapatkan nomor ujian.Nanti kita belajar untuk materi ujian besok ya," Ramli berusaha menenangkan Dinda agar tetap semangat dalam belajar.
Dinda sangat berterima kasih kepada Ramli dan berjanji suatu saat nanti akan mengganti uang tersebut walaupun Ramli telah mengikhlaskannya.
Akhirnya Dinda bisa mengikuti ujian dengan sangat baik. Bahkan nilai-nilainya pun di atas rata-rata. Ramli sangat bahagia melihat Dinda tersenyum lagi.
Saat tiba waktu libur sekolah, Ustadz Riza memberitahu kepada santri yang tinggal di Jakarta bisa ikut pulang bersamanya. Ramli bersyukur sekali. "kebaikan akan berbuah kebaikan," katanya sambil tersenyum.
Komentar
Posting Komentar