SAHABAT YANG TAK BERSAHABAT
Malam itu....
"San, aku akan bersama Romi malam ini. Tolong jaga aku, jangan sampai Dirman melihatku bersamanya." Ujar Hida setelah muhadloroh selesai . "Tapi Da...bukankah kau sudah janji tadi siang akan menemui Dirman malam ini. Dirman pasti datang mencarimu," Sani coba mengingatkan janji Hida kepada Dirman tadi sore. "Ya itu yang harus kau lakukan,bagaimana caranya agar Dirman tidak tahu, jika dia tanya katakan saja aku sudah tidur, Hida memberi saran jika Dirman bertanya tentang dirinya. "tapi Da...." Sani berusaha tidak membenarkan kelakuan Hida yang direncanakan, tapi Hida tetap ingin melaksanakan rencananya dan berkata, "Ah sudahlah aku siap-siap dulu untuk muhadloroh."
Hida dan Sani berbeda kelompok dalam kegiatan pondok yang satu ini. Malam ini,Hida akan menjadi pembawa acara sedangkan Sani tidak kebagian tugas. Dia hanya menyaksikan kegiatan muhadloroh di kelompoknya berjalan dengan lancar.
Setelah muhadloroh....
"San, Hida mana?" Tanya Dirman.
"Oh anu udah tidur Dir," jawab Sani kikuk.
"Lalu siapa yang di kelas bersama Ka Romi?" Tanya Dirman penasaran.
"Itu...Ka Romi dan Nurma," Sani berusaha jawab walau masih terlihat kikuk.
"Kamu ngapain disini?" Tanya Dirman lagi.
"Aku belum bisa tidur Dir," Sani berusaha rilek setelah beberapa kali menjawab dengan kikuk.
"Sepedahan yuk keliling pondok!"ajak Dirman.
Sani terdiam sambil berfikir,apa sebaiknya dia iyakan ajakan Dirman agar Dirman tidak curiga.
Sani dan Dirman asyik bersepeda hingga tak kenal waktu. Mang Pudin memanggil mereka, "nak udah malam tidurlah..."
Dirman melihat jam di tangan kanannya. "Aduh San kok udah jam 12.00 malem, g kerasa ya. Ayo pulang. "
Mereka pulang ke kamar masing-masing.
Sani senyum-senyum membayangkan kebersamaannya dengan Dirman tadi.
"Seneng amat yang abis jalan sama gebetan orang," Hida mengejek. Sepertinya dia cemburu dengan kebersamaan mereka. Hida tahu bahwa Sani menyukai Dirman sejak Dirman menolongnya di sawah waktu Sani jatuh ke empang waktu muhadatsah. Tapi sayang, cintanya bertepuk sebelah tangan. Dirman malah menyukai Hida. Walau Hida lebih menyukai Romi,kakak kelasnya tetapi Hida tak mau menyakiti Dirman dengan menolaknya.
"Engga kok. Aku cuma berusaha mengalihkan Dirman agar g lihat kamu dengan ka Romi. Bahkan dia sempet mau masuk ke kelas saat kamu bersama Ka Romi tadi, " jelas Sani.
"Ya ya," jawab Hida mengakhiri perdebatan malam itu.
Sepertinya Hida tidak senang melihat kebersamaan sahabatnya dengan Dirman.
Malam berlalu...
"Aku pamit ya," tiba-tiba Hida izin pulang.
"Tak biasanya dia pulang ke rumahnya tanpaku. Apa dia masih marah dengan kejadian semalam?" Sani bertanya-tanya dalam hatinya.
Sorenya, Hida datang bersama Abi,ayahnya yang merupakan salah satu habaib di daerahnya.
Abi meminta izin kepada pengasuh pondok untuk memindahkan Hida dari pondok itu ke pondok lain karena banyak hal.
Sani terkejut saat tahu sahabat karibnya akan meninggalkannya begitu saja.
Sani tak kuasa menahan tangis. Lagi lagi ia harus kehilangan sahabat karibnya. Hida berjalan menyalami para santri yang mengantarnya pergi dari pesantren itu. Tiba di hadapan Sani yang berderai air mata tak henti sejak tahu keputusan sabahatnya yang memilih keluar dari pesantren itu. Maafkan aku Sani....aku tak layak kau pertahankan jadi seorang sahabat. Kelak kau akan mendapati sahabat sejati yang lebih memahamimu. kutinggalkan beberapa barang milikku sebagai kenang-kenangan. Ucap Hida lirih sambil memeluk erat Sani. Pelukan terakhir itu akan menjadi kenangan terindah mereka.
Komentar
Posting Komentar